Pages

grad

Daisypath Graduation tickers

Sunday, October 3, 2010

BUKAN LELALELAKI IDAMAN~

Lelaki adalah insan yang amat penting dalam kehidupan seorang wanita.Mereka lah pembimbing dan mereka lah tali untuk membawa wanita ke syurga.Tapi adakah pilihan itu tepat?Berikut adalah ciri-ciri lelaki yang patut dijauhi malah dielakkan untuk dijadikan bakal suami.


Ciri Pertama: Akidahnya Amburadul(mempercayai pd sesuatu selain drp Allah terutamanya ramalan2 yg tiada kaitan dgn agama)

Di antara ciri lelaki  ini adalah ia punya prinsip bahwa jika cinta ditolak, maka dukun pun bertindak. Dia bergantung harap pada ramalan nasib dan tidak bergantung pada Allah S.W.T.Yang menjadi kegemarannya adalah mempercayai ramalan bintang atau horoskop untuk menetukan kehidupannya.. Akidah yang di miliki sudah jelas adalah akidah yang rosak.

Ibnul Qayyim mengatakan, “Barangsiapa yang hendak meninggikan bangunannya, maka hendaklah dia mengukuhkan asasnya dan memberikan perhatian penuh terhadapnya. Sesungguhnya kadar tinggi bangunan yang bisa dia bangun adalah sebanding dengan kekuatan asas yang dibuat. Amalan manusia adalah ibarat bangunan dan asasnyadalah iman.” (Al Fawaid)

Berarti jika aqidah dan iman seseorang rosak -padahal itu adalah pokok atau asasnya-, maka bangunan di atasnya pun akan ikut rosak. Perhatikanlah hal ini.

Ciri Kedua: Menyia-nyiakan Solat sendirian ataupun solat jemaah

Solat jemaah bagi lelaki adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam al Qur'an dan berbagai hadits. Berikut di antaranya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, seorang lelaki buta datang kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِى قَائِدٌ يَقُودُنِى إِلَى الْمَسْجِدِ. فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّىَ فِى بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ « هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ». فَقَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَأَجِبْ ».

Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah untuk tidak shalat berjama'ah dan agar diperbolehkan shalat di rumahnya. Kemudian Rasulullah memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu hendak beranjak, Rasulullah memanggilnya lagi dan bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?” Ia menjawab, ”Ya”. Rasulullah bersabda, ”Penuhilah seruan (adzan) itu.” (HR. Muslim).

Orang buta ini tidak dibolehkan solat di rumah apabila dia mendengar azan. Hal ini menunjukkan bahwa memenuhi panggilan azan adalah dengan menghadiri solat jemaah. Hal ini ditegaskan kembali dalam hadits Ibnu Ummi Maktum.
Dia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمَدِينَةَ كَثِيرَةُ الْهَوَامِّ وَالسِّبَاعِ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَتَسْمَعُ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ فَحَىَّ هَلاَ ».

Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih) Lihatlah laki-laki tersebut memiliki beberapa keuzuran:
[1] dia adalah seorang yang buta,
[2] dia tidak punya teman sebagai penunjuk jalan untuk menemani,
 [3] banyak sekali tanaman sepanjang jalan,
[4] banyak binatang buas.

Namun karena dia mendengar azan, dia tetap diwajibkan menghadiri solat jemaah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan dia untuk memenuhi panggilan azan iaitu melaksanakan solat jemaah di masjid. Bagaimana dengan orang yang dalam keadaan tidak ada uzur sama sekali, masih diberi kenikmatan penglihatan dan sebagainya?!Walaupun rumah atau tempat tinggal mereka berdekatan dengan masjid atau surau,apabila kedengaran azan mereka tidak mengambil peduli.

Imam Asy Syafi'i sendiri mengatakan, “Adapun shalat jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.” (Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 107)
Jika lelaki yang menyia-nyiakan solat berjemaah di masjid saja bukan merupakan lelaki idaman, lantas bagaimana dengan lelaki yang tidak menjalankan solat  sendirian maupun secara berjemaah?!

Seorang ulama besar, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, dalam kitabnya Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7, mengatakan, ”Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.

Ciri Ketiga: Sering Memandang wanita bukan muhrimnya

Ciri berikutnya, ialah lelaki yang susah untuk menundukkan pandangan ketika melihat wanita.

Karena Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".” (QS. An Nur: 30)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada lelaki yang beriman untuk menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan iaitu wanita yang bukan muhrim. Namun jika ia tidak sengaja memandang wanita yang bukan mahrim, maka hendaklah ia segera memalingkan pandangannya.

Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.

Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770) Lebihan lagi apabila sudah bergelar suami dan mereka masih lagi memandang wanita disana-sini tanpa pengetahuan isterinya dengan alasan “mencuci mata”.

Allah S.W.T berfirman:
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghofir: 19) Ibnu 'Abbas ketika membicarakan ayat di atas, beliau mengatakan bahwa yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah seorang yang bertamu ke suatu rumah. Di rumah tersebut ada wanita yang berparas cantik. Jika tuan rumah yang menyambutnya memalingkan pandangan, maka orang tersebut melirik wanita tadi. Jika tuan rumah tadi memperhatikannya, ia pun pura-pura menundukkan pandangan. Dan jika tuan rumah sekali lagi berpaling, ia pun melirik wanita tadi yang berada di dalam rumah. Jika tuan rumah sekali lagi memperhatikannya, maka ia pun pura-pura menundukkan pandangannya. Maka sungguh Allah telah mengetahui isi hati orang tersebut yang akan bertindak kurang ajar. Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (12/181-182). Ibnu 'Abbas mengatakan, “Allah itu mengetahui setiap mata yang memandang apakan ia ingin khianat ataukah tidak.” Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid dan Qotadah. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 12/182, Darul Qurthubah)

Ciri Keempat: Senangnya Berdua-duaan

Inilah sikap lelaki  yang tidak baik yang sering mengajak pasangannya yang belum halal baginya untuk berdua-duaan .Berdua-duaan (khokwat) di sini dikira juga dalam bentuk alam mayaiaitu  tanpa berdua dalam satu tempat, namun selalu bermain meseg pesanan ringkas (sms), mengucapkan kata-kata mesra di FB dan lainnya. Inipun termasuk antara bentuk zina yang juga terlarang. Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ

Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ

Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama muhrimnya.” (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini sahih ligoirihi)

Ciri Kelima: Tangan Yang suka mencari kesempatan

Tangan lelaki jenis ini suka untuk menyalami wanita yang tidak halal baginya.Mereka akan mengatakan wanita tersebut tidak hormat kepadanya jika wanita tersebut tidak menyalaminya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun ketika berbaiat tidak pernah menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya.
Dari Abdulloh bin ‘Amr, ”Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah berjabat tangan dengan wanita ketika berbaiat.” (HR. Ahmad dishohihkan oleh Syaikh Salim dalam Al Manahi As Syari’ah)
Dari Umaimah bintu Ruqoiqoh dia berkata, ”Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku tidak pernah menjabat tangan para wanita, hanyalah perkataanku untuk seratus orang wanita seperti perkataanku untuk satu orang wanita.” (HR. Tirmidzi, Nasai, Malik disahihkan oleh Syaikh Salim Al Hilaliy)
Zina tangan adalah dengan menyentuh lawan jenis yang bukan muhrim sehingga ini menunjukkan haramnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

Ciri Keenam: Tanpa Arah yang Jelas

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ

Seseorang dianggap telah berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Muslim no. 996) Bererti kriteria lelaki idaman adalah  bertanggungjawab terhadap istrinya dalam hal nafkah. Sehingga seorang lelaki harus memiliki jalan hidup yang jelas dan tidak boleh ia hidup tanpa arah hidup yang sampai menyia-nyiakan tanggungannya. Sejak muda lagi, dia sudah memikirkan bagaimana kelak dia boleh menafkahi istri dan anak-anaknya. Di antara bentuk persiapannya adalah dengan belajar bersungguh-sungguh  sehingga boleh mendapat kerja yang bagus dan menjamin masa hadapan. Begitu juga hal yang berkaitan agama. Dia sentiasa berusaha mempelajari ilmu agama untuk menjadi pembimbing kpd bakal isterinya untuk bekalan keluarganya di dunia dan di akhirat.Dia sudah menyiapkan dirinya sejak remaja lagi kerana kesedaran atas tanggungjawab yg amat besar itu. Oleh yang demikian lelaki yang malas berusaha dan malas untuk mempelajari ilmu yg berguna utk kehidupannya harus dijauhi.

*Kepada insan bergelar wanita,semoga Allah memberi anda jodoh yang baik untuk kebahagiaan didunia dan akhirat.Pesanan untuk kaum lelaki,siapkan diri kita dari sekarang kerana tanggungjawab kita amat berat untuk ditanggung tanpa bekalan yang cukup.Sesungguhnya Hawa itu dicipta dari tulang rusuk Adam.


Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Rujukan:: Muhammad Abduh Tuasikal